BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Telah kita ketahui pendidikan itu sangat penting bagi kita semua.
Pendidikanmerupakan salah satu kebutuhan pokok dalam hidup kehidupan manusia
yang berfikir,bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankanhidup
dalam hidup. Dalam pendidikan kita mengenal berbagai macam teori tentangkehidupan dan segala aspek-aspek
pendidikan. Manusia diberikan akal pikiran yangtidak dimiliki makhluk lain,
bahwa untuk mengelola akal pikirannya diperlukanpendidikan. Hakikat pendidikan
diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan
kehidupan manusia baik disadari maupun tidakdisadari manusia telah melaksanakan
pendidikan mulai dari keberadaan manusiapada zaman primitif sampai zaman modern
( masa kini ), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia, pendidikan
akan tetap berlangsung.
Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukan bahwa pendidikan
sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makhluk budaya yang salah satutugas kebudayaan
itu tampak pada proses pendidikan ( Syaifullah, 1981 ). Maka pembahasan tentang
hakikat pendidikan merupakan tinjauan yangmenyeluruh dari segi kehidupan
manusia yang menampakan konsep-konseppendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa
pendidikan ini dialami oleh semuamanusia dari semua golongan. Tetapi seringkali
orang melupakan makna danhakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang
sudah menjadirutinitas,cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah
kalaudikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan
sepatutnyalahselalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan,merefleksikannya
di tengah-tengah tindakan aksi sebagai buah. Makalah singkat ini mencoba
mengungkap makna hakikat pendidikan,dan bentuk pendidikan sepanjang hayat.
B.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
- Menjelaskan pengertian Pendidikan
- Menjelaskan pengertian Ilmu Pendidikan
- Tujuan
1. Untuk menjelaskan hakikat pendidikan
2. Untuk menjelaskan ilmu pendidikan.
3. Untuk menjelaskan perbedaan antara
pendidikan dan ilmu pendidikan.
4. Untuk menjelaskan penerapan ilmu
pendidikan sebagai teori dan sebagai ilmu praktis
D. Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini
adalah sebagai berikut :
Makalah
ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang Hakikat Pendidikan
beserta komponen-komponennya sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik
dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendidikan dan Ilmu
1. Pengertian
Pendidikan
Secara bahasa pendidikan berasal dari
bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi
dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi pendidikan
diistilahkan educate yang berarti
mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris pendidikan
diistilahkan to educat yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual
(Muhajir, 2000 : 20). Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan.
Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
1. Pendidikan
dalam Arti Luas
·
Pendidikan adalah hidup.
·
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
·
Pendidikan
adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
hidup (Mudyahardjo , 2006 : 3)
Jika diamati secara seksama pengertian di atas mengandung
beberapa kekhususan sebagai berikut.
a) Lingkungan
Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam segala
lingkungan baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang
ada dengan sendirinya.
b) Masa
Pendidikan
Pendidikan berlangsung seumur hidup
di setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.
c) Bentuk
kegiatan
Kegiatan
pendidikan terentang dari bentuk – bentuk yang misterius atau takdisengaja
sampai yang terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar
dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat
terjadi sembarang, kapan dan di manapun
dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik.
d) Tujuan
Tujuan pendidikan terkandung dalam
setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah
pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak terbatas., tujuan pendidikan adalah sama
dengan tujuan hidup.
2. Pendidikan
dalam arti sempit
Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan
adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal.Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak
sekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan - hubungan dan tugas -tugas sosial mereka. Jika diperinci dari
pengertian diatas terdapat beberapan komponen pendidik antara lain sebagai
berikut .
·
Lingkungan pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam lingkungan
pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Secara
teknis pendidikan terjadi di kelas.
·
Bentuk kegiatan.
Isi pendidikan tersusun secara
terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan pendidikan lebih berorientasi pada
kegiatan guru dan siswa-siswi sehingga guru mempunyai peran yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal
dan materinya pun tertentu.
·
Masa pendidikan.
Pendidikan berlangsung dalam waktu
terbatas yaitu untuk anak-anak dan remaja.
·
Tujuan.
Tujuan pendidikan ditentukan oleh
pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas pada kemampuan tertentu tujuan
pendidikan adalah mempersiapkan hidup.
3. Pengertian
Alternatif dan Luas Terbatas
Pendidikan adalah
usaha sadar yang dilakukan masyarakat
dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang
berlangsung di Sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan
peserta didik untuk dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup
secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, di sekolah dan
luar sekolah yang berlangsung seumur hidup, bertujuan untuk mengoptimalisasi
kemampuan-kemampuan individu. Dari pengertian di atas jika diamati secara
seksama ada beberapa kekhususan penting.
a. Lingkungan
Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam sebagian
lingkungan hidup. Pendidikan tidak berlangsung dalam lingkungan yang alami,
pendidikan hanya berlangsung dalam
lingkungan hidup kultural.
b. Bentuk
kegiatan
Pendidikan dapat berbentuk formal,
informal, dan nonformal. Kegiatan pendidikan bisa berupa bimbingan, pengajaran,
atau latihan pendidikan selalu merupakan usaha yang direncanakan.
c. Tujuan
Tujuan pendidikan merupakan perpaduan
tujuan-tujuan yang bersifat pengembangan kemampuan-kemampuan individu secara
optimal dengan tujuan-tujuan yang bersifat sosial untuk dapat memainkan
perannya sebagai warga dalam berbagai lingkungan dan kelompok sosial.
d. Masa
pendidikan
Pendidikan berlangsung seumur hidup,
yang kegiatan-kegiatannya tidak berlangsung sembarang tetapi pada waktu
tertentu.
Dari tiga dasar pengertian pendidikan
inilah para ahli memberikan batasan-batasan tertentu tentang hakikat pendidikan
sesuai dengan sudut pandang masing-masing, sebagaimana diuraikan di bawah ini.
·
Langeveld mendefinisikan pendidikan sebagai setiap
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan pada anak tertuju pada
pendewasaan anak itu, atau membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri.
·
John Dewey memberi batasan pendidikan sebagai
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia.
·
J.J. Rousseau berpendapat pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak kanak akan
tetapi diperlukan pada masa dewasa.
·
Ki Hajar Dewantara memberi definisi pendidikan sebagai tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan pada
anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya.
·
Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang.
·
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menegaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa batasan di atas
meskipun berbeda secara redaksional, namun secara esensial terdapat beberapa
unsur atau faktor yang sama, diantara:
·
Pendidikan merupakan suatu proses
·
Pendidikan merupakan kegiatan manusiawi
·
Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi
·
Pendidikan untuk mencapai tujuan
2. Pengertian
Ilmu Pendidikan
Para Pakar pendidikan memiliki pandangan yang berbeda
tentang pengertian Ilmu Pendidikan. Perbedaan itu disebabkan karena sudut pandang
yang berbeda.
·
Carter (1985:36) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu
abngunan pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan
objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara seksama dalam
mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji berdasarkan pengalaman
yang sering kali dalam bentuk eksperimen.
·
Driyakarya (1980:66-67), ilmu pendidikan adalah pemikiran
ilmiah, yakni pemikiran yang bersifat kritis, memiliki metode, dan tersusun
secara sistematis tentang pendidikan. Kritis artinya menerimapengetahuan atas
dasar analisis dan pemahaman serta argumen yang kuat. Memiliki metode
berartidalam proses berfikir dan menyelidiki, orang menggunakan cara atau
teknik tertentu. Sistematis berarti dalam suatu proses, pemikir ilmiah dijiwai
oleh ide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran-pikiran dan
pendapatnya tidak hanya berhubungan, namun juga merupakan suatu kesatuan.
·
Barnadib(1987:7) Mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang
membicarakan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.
·
Langeveld, Paedagogi atau ilmu mendidik adalah suatu ilmu yang bukan
hanya menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu,
melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Objek ilmu pendidikan
ialah proses-proses situasi pendidikan.
·
Brodjonegoro, menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan,
perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalampraktik
pendidikan.
Dari beberapa
pendapat di atas, dapat dilihat adanya penekanan yang sama bahwa ilmu
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendidikan. Ilmu pendidikan membicarakan masalah-masalah
yang bersifat ilmu, teori, ataupun bersifat praktis. Sebagai ilmu pendidikan
teoritis, maka ilmu pendidikan ditujukan pada penyusunan persoalan dan
pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktik
kepenyusunan teori, dan sistem pendidikan.
Ilmu pendidikan
termasuk ilmu pengetahuan yang empiris, rohani, normatif yang diangkat dari
pengalaman pendidikan kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis.
Sebagai ilmu yang
berdiri sendiri, ilmu pendidikan termasuk ilmu yang baru berkembang. Padahal
secara praktis, pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu ada. Dari uraian di
atas dapat dipahami bahwa ilmu pendidikan dapat dikelompokkan dan diberi
atribut sebagai berikut.
3. Ilmu
Pendidikan sebagai ilmu Normatif
Ilmu pendidikan
selalu berhubungan dengan soal, siapakah “manusia” itu? Pembahasan itu termasuk
dalamranah falsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat
besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik pendidikan, karena pandangan
filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang
pendidik atau suatu lembaga atau bangsa yang melaksanakan pendidikan.
Nilai-nilai luhur ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang
ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai luhur itu biasanya tergambar
dalam rumusan tujuan pendidikannya. Nilai-nilai itu secara normatif bersumber
dari norma masyarakat, filsafat, dan pandangan hidup, juga dari keyakinan
keagamaan yang dianut oleh seseorang. Dengan demikian, ilmu pendidikan
diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan itu telah ditentukan
oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat atau bangsa. Selanjutnya nilai
itu sendiri merupakan ukuran yang normatif, sehingga dapat kita tegaskan bahwa
ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.
4. Ilmu
Pendidikan sebagai Ilmu yang bersifat Teoritis dan Praktis
Ilmu pendidikan
tidak hanya mencari pengetahuan deskriptif tentang objek pendidikan, tetapi
juga ingin mengetahui bagaimana sebaiknya untuk memperoleh manfaat terhadap
objek didiknya. Jika dilihatdari maksud dan tujuannya, ilmu pendidikan dapat
disebut “ilmu yang praktis” sebab ditujukan kepada praktik dan
perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi peserta didik. Walaupun ilmu pendidikan
ditujukan kepada praktik pendidikan, namun untuk mendalami kajian bagaimana
praktik mendidik itu dilaksanakan diperlukan suatu teori (ilmu teori) agar
dapat dijadikan landasan dalam mencari kebenaran melalui praktik (ilmu praktis)
.
Hasil yang didapat
merupakan kajian sistematis yang terarah, dan empiris. Ilmu pendidikan lahir
dan berkembang setelah praktik pendidikan berlangsung lama sehingga tampilan
ilmu pendidikan sebagai ilmu masih belum final. Itu berarti, ilmu pendidikan
masih dalam proses membentuk jati diri.
5. Memiliki
Objek Material dan Objek Formal
Objek material
ilmu pendidikan adalah Perilaku manusia. Apabila objek material suatu ilmu
mempunyai kesamaan dengan objek material ilmu lain, untuk membedakannya
diperlukan objek formal dari ilmu tersebut yang menjadi kekhususan atau ciri
khas untuk menentukan macam suatu ilmu.
Objek formal suatu
ilmu pendidikan merupakan penelaahan, fenomena atau gejala pendidikan dalam
perspektif yang luas dan integratif. Fenomena ini bukan hanya gejala yang
melekat pada manusia tetapi juga berupa upaya memanusiakan manusia agar menjadi
manusia yang sebenarnya. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktifitas
pendidikan, yaitu mendidik dan dididik, termasuk pemikiran sistematis tentang
pendidikan.
6. Memiliki
Sistematika
Pendidikan sebagai
fenomena manusiawi dapat dianalisis berdasarkan proses atau situasi
pendidikannya, yaitu ketika terjadi interaksi antar komponen (tujuan, peseta
didik, pendidik, alat dan lingkungan). Ilmu pendidikan dapat dilihat dari sudut
berikut.
a.
Pendidikan sebagai upaya sadar
Pendidikan sebagai upaya sadaruntuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menurut Muhajir(1987:19-37)
berfungsi :
-
Menumbuhkan kreatifitas peserta didik
-
Menjaga kelestarian nilai-nilai insani ilahi
-
Menyiapkan tenaga-tenaga kerja produktif
-
Memiliki metode.
b.
Pendidikan sebagai sebuah ilmu
Sebagai sebuah ilmu, iilmu pendidikan
juga memiliki metode. Menurut Soedomo (1990: 46-37) metode yang dipakai
dalam ilmu pendidikan meliputi :
§ Metode
normatif
Metode penentuan konsep manusia yang
diidealkan oleh pendidikan menyangkut nilai baik dan buruk,
§ Metode
Eksplanatori
Metode untuk mengetahui kondisi
dankekuatan yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan.
§ Metode Teknologis
Metode yang berfungsi mengungkapkan
cara agar berhasil mencapai tujuan dengan mudah.
§ Metode
Deskriptif-fenomenologis
Metode untuk mempengaruhi dan
mengklarifikasi kenyataan ditemukan hakikatnya.
§ Metode Hermeneutis
Metode untuk memahami kenyataan
pendidikan secara konkrit dan historis agar makna dan struktur pendidikan
menjadi jelas.
§ Metode
Analisis Kritis
Metode yang digunakan
untukmenganalisis secara kritis istilah-istilah,pernyataan-pernyataan, konsep
dan teori pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan
melalui tiga cara yaitu: lisan, tulisan, dan perbuatan. Pada dasarnyapendidikan
erat hubungannya dengan ilmu karena objek utama dari pendidikan adalah ilmu. Pada
dasarnya, pendidikan dan ilmu pendidikan saling berkaitan erat namun yang
membedakan hanya komponen yang ada di dalamnya.
B. Saran
Pada
umumnya pendidikan di Indonesia ini masih kurang pemahaman tentang arti
dari hakikat pendidikan. Karena tenaga ahli dalam pendidikan masih kurang dan
keinginan untuk memperoleh pendidikan masih minim. Pemerintah diharapkan
memeratakan pendidikan di negeri ini, karena tanpa adanya pendidikan tidak
akan menghasilkan masyarakat yang beradab dan berkarakter.Terlebih lagi pada
saat ini sistem pendidikan di Indonesia belum siap untuk menghasilkan
kurikulum yang tetap dan bisa digunakan secara terus menerus. Bisa diambil
contoh seperti kurukulum 2013 yang kebijakannya seringkali membuat pro dan kontra di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyaharjo, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan.
Jakarta : Rajawali Pers.
Tirtarahardja,
Umar. 2005. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
As stated by Stanford Medical, It is really the ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 42 pounds less than we do.
BalasHapus(And by the way, it is not related to genetics or some secret diet and EVERYTHING about "HOW" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", not "what"...
TAP on this link to find out if this quick quiz can help you decipher your real weight loss possibilities
As reported by Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years longer and weigh 19 kilos less than we do.
BalasHapus(And really, it is not about genetics or some secret-exercise and EVERYTHING around "HOW" they eat.)
BTW, I said "HOW", not "what"...
CLICK this link to uncover if this little questionnaire can help you decipher your true weight loss potential